- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Sutradara Nia Dinata
Penulis Nia Dinata
Pemeran Jajang C Noer, El Manik, Tio Pakusadewo, Lukman Sardi, Dominique A Diyose, Shanty, Ria Irawan, Rieke Diah Pitaloka
Tanggal edar Kamis, 23 Maret 2006
Sinopsis
Tiga
perempuan yang berasal dari tiga kelas sosial, ekonomi, dan suku yang
berbeda membuka tabir tentang kehidupan poligami mereka. Salma (Jajang C
Noer), dokter ahli kandungan, di tengah kehidupannya yang mapan, harus
berjuang mempertahankan keutuhan rumah tangganya, walaupun Pak Haji (El
Manik), suaminya menikahi perempuan yang lebih muda (Nungky
Kusumastuti). Nadim (Wingky Wiryawan). anak semata wayang Salma, menjadi
alasan untuk menjalani kehidupan poligaminya. Walaupun akhirnya Nadim
justru tumbuh menjadi anak yang menentang poligami. Siti (Shanty), gadis
Jawa, yang bercita-cita untuk memperbaiki kehidupannya di Jakarta.
Tinggal di rumah sempit Pak Lik-nya (Lukman Sardi), bersama dua istrinya
(Ria Irawan dan Rieke Dyah Pitaloka), membuat Siti terbiasa dengan
kehidupan poligami di rumah tangga pamannya ini. Siti tidak pernah
menyangka bahwa pamannya menaruh hati terhadap dirinya dan berniat
menikahi Siti sebagai istri ketiga. Hubungan Siti dengan kedua istri
pamannya justru semakin akrab setelah ia menjadi istri ketiga dan ini
membuat situasi rumah tangga mereka unik. Ming (Dominique), perempuan
muda keturunan Tionghoa yang terkenal sebagai "kembang" di restoran
bebek panggang tempatnya bekerja. Koh Abun (Tio Pakusadewo), koki yang
juga pemilik restoran, tak dapat menyembunyikan keinginannya untuk
mengawini Ming. Bahkan istrinya yang galak, Cik Linda (Ira Maya Sopha)
pun tak mampu menghalanginya. Ming menerima pinangan Koh Abun, yang
sebenarnya lebih pantas menjadi bapaknya, karena merasa `aman'. Ketika
Firman (Reuben Elishama), bekas pacar Ming yang telah menjadi sutradara
film menawarkan peran utama di filmnya, Ming mulai membutuhkan kebebasan
dan menyadari potensinya. Ruang kehidupan Salma, Siti, dan Ming berbeda
dan mereka tak saling mengenal satu sama lain. Namun, mereka terkadang
bertemu di ruang publik Jakarta yang padat, tanpa menyadari bahwa mereka
mengalami masalah kehidupan yang hampir sama.
Komentar
Posting Komentar